Minggu, 18 April 2010

Konsep dan Visi Web 2.0

DEFINISI & KONSEP WEB 2.0

Web 2.0 sudah menjadi pembicaraan sejak tahun 2004, tetapi bukan sesuatu yang familiar bagi masyarakat bahkan pengguna internet. Masih banyak orang yang tidak mengetahui maksud dan manfaat dari penggunaan Web 2.0, terutama jika dibandingkan dengan web yang telah mereka kenal selama ini. Ketika Web 2.0 disebut sebagai tahap kedua atau tahap lanjutan dari perkembangan web yang telah ada, timbul kekhawatiran apakah versi web tersebut akan bekerja dengan maksimal pada program web browser yang dimiliki pengguna karena tidak ada satupun teknologi yang perlu di-upgrade oleh pengguna untuk dapat mengakses web tersebut. Perkembangan web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara pikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah website yang sebagian besar diadaptasi dari gabungan teknologi web yang telah ada.
Walaupun definisi mengenai Web 2.0 masih belum digambarkan secara utuh sampai hari ini, ada pihak yang mengatakan bahwa Web 2.0 lebih menekankan pada social network antar-penggunanya seperti yang telah kita lihat selama ini dalam dunia Blog. Dengan adanya RSS di dalam Blog, informasi-informasi di dalam sebuah Blog dimungkinkan dapat diadaptasi, dikoleksi, dan di-share untuk menjadi bagian dari Blog lainnya. Namun O’Reilly dan MediaLive International menekankan bahwa Web 2.0 merupakan sebuah platform bagi aplikasi. Mereka mendeskripsikan hal ini sebagai sebuah software yang berjalan melalui media internet dengan bantuan web browser dan tidak perlu diinstalasi terlebih dahulu seperti software-software yang umumnya kita gunakan. Bahkan konsep mengenai sistem operasi di dalam web juga masuk dalam definisi tersebut di dalam konferensi Web 2.0 pada tahun 2005.

MS Word berbasis Web
Kita dapat menjalankan program pengolah kata seperti Microsoft Word, serta mengubah dokumen dengan hanya mengunjungi situs yang menyediakan program tersebut. Karena program tersebut dapat dijalankan melalui web browser, kita tidak perlu melakukan instalasi program apapun di dalam komputer. Beberapa praktisi internet telah mengenal kemampuan tersebut dalam AJAX (Asynchorous Javascript and XML), yang menggabungkan teknologi HTML, CSS, Javascript, dan XML dalam menciptakan aplikasi website yang dinamis. Contoh aplikasi tersebut dapat kita lihat pada Google yang menyediakan program sejenis Microsoft Excel melalui situsnya di http://spreadsheets.google.com.
Melalui aplikasi di dalam situs tersebut, kita dapat membuka dan mengolah dokumen spreadsheet yang dimiliki. Bahkan dokumen tersebut dapat di-sharing ke beberapa rekan di internet. Dengan adanya fasilitas penyimpanan, pengguna tidak lagi membutuhkan media penyimpanan seperti disket atau flash disk. Pengolahan data dan penyimpanan dokumen, bahkan sharing dokumen, dapat dilakukan hanya dalam satu halaman web browser.

Tujuh Karakteristik
Meskipun definisi Web 2.0 belum secara solid diformulasikan, terdapat tujuh prinsip yang mendasari karakter Web 2.0. Karakter tersebut antara lain web sebagai platform dimana menjadikan web sebagai tempat bekerja di manapun Anda berada. Cukup dengan membuka web browser, Anda dapat mengerjakan tugas mengetik dokumen, perhitungan keuangan, atau merancang presentasi melalui aplikasi-aplikasi yang telah disediakan dan dapat dijalankan secara langsung melalui internet.
Karakteristik berikutnya, adanya partisipasi dari pengguna dalam berkolaborasi pengetahuan. Hal ini mengingatkan akan pemberian kepercayaan kepada pengguna internet untuk dapat berpartisipasi dalam berbagi pengetahuan di Wikipedia, sebuah ensiklopedia berbasis web yang disusun berdasarkan masukan-masukan pengguna internet di seluruh dunia.
Karakteristik ketiga, data menjadi trademark-nya aplikasi, mengingatkan kita pada slogan “Intel Inside” yang telah melambungkan nama prosesor Intel di kalangan pengguna komputer. Trademark tersebut telah menjadi suatu garansi kepercayaan dari pengguna akan kemampuan komputer yang akan ataupun sudah dibelinya. Maksud yang sama juga diusung oleh karakteristik ketiga ini, dimana penyuplai data akan memberikan trademark yang akan digunakan oleh pemilik website untuk memberikan garansi kepercayaan kepada pengunjungnya. Sebagai contoh adalah “Nevteq Onboard” untuk data peta pada sistem navigasi GPS dan “Powered by Google” untuk dukungan Google Maps pada peta dunia berbasis web.
Sedangkan karakteristik selanjutnya, web 2.0 sebagai akhir dari siklus peluncuran produk software, mengilustrasikan setiap produsen software tidak lagi meluncurkan produknya dalam bentuk fisik. Karena web menjadi platform, pengguna cukup datang ke website untuk menjalankan aplikasi yang ingin mereka gunakan. Hasil dari pengembangan fitur di dalam software dapat langsung dirasakan oleh pengguna. Software tidak lagi dijual sebagai produk namun berupa layanan (service). Produsen yang memberikan pelayanan yang cepat dan bagus, akan menjadi pilihan pengguna.
Karakteristik kelima, dukungan pada pemrograman yang sederhana dan ide akan web service atau RSS. Ketersediaan RSS akan menciptakan kemudahan untuk di-remix oleh website lain dengan menggunakan tampilannya masing-masing dan dukungan pemrograman yang sederhana.
Karakteristik keenam, software tidak lagi terbatas pada perangkat tertentu. Hal ini mempertegas posisi web sebagai platform dimana setiap perangkat dapat mengaksesnya. Komputer tidak lagi menjadi satu-satunya perangkat yang dapat menjalankan berbagai aplikasi di internet. Setiap aplikasi harus didesain untuk dapat digunakan pada komputer pribadi, perangkat genggam seperti ponsel dan PDA, ataupun server internet.
Sedangkan karakteristik terakhir, adanya kemajuan inovasi pada antar-muka (interface) di sisi pengguna. Dukungan AJAX yang menggabungkan HTML, CSS, Javascript, dan XML pada Yahoo!Mail Beta dan Gmail membuat pengguna merasakan nilai lebih dari sekedar situs penyedia e-mail. Kombinasi media komunikasi seperti Instant Messenger (IM) dan Voice over IP (VoIP) akan semakin memperkuat karakter Web 2.0 di dalam situs tersebut.
Kunci Perbedaan
Menurut Wikipedia, yang menjadi kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah keterbatasan pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya. Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan. Selain itu, kemampuan Web 2.0 dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, dan voice seperti layaknya aplikasi desktop, bahkan berlaku seperti sistem operasi, dengan menggunakan dukungan AJAX atau berbagai plug-in (API) yang ada di internet. Hal tersebut akan merubah paradigma pengembang sofware dari distribusi produk menjadi distribusi layanan. Sedangkan karakter lainnya, kolaborasi dan partisipasi pengguna, ikut membantu memperkuat perbedaan pada Web 2.0. Suatu website dapat saja memasukkan beberapa bahkan tujuh karakter Web 2.0 di dalam situs yang dibangunnya. Semakin banyak karakter yang masuk ke dalam website tersebut, suatu situs akan mendekati Web 2.0. Yang terpenting bukanlah klaim sebagai Web 2.0, namun mampukah dampak perkembangan tersebut menjembatani pengguna internet dengan kepentingan perusahaan, komunitas, atau Anda dengan menggunakan Web 2.0.



VISI WEB 2.0

Seiring dengan semakin banyaknya adopsi Web 2.0 dalam bisnis, diperlukan panduan untuk para Chief Information Officer (CIO) agar adopsi tersebut dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal.
Pengetahuan yang mendalam (deep knowledge) mengenai Web 2.0 adalah hal yang kritikal dalam pengambilan keputusan dan pengembangan strategi mengadopsi Web 2.0 di sebuah perusahaan.
Pengetahuan tersebut bukan hanya mengenai teknologi Web 2.0 saja, melainkan juga mengenai manusia (people), proses, budaya dan manajemen perubahan (change management). Banyak organisasi telah mengadopsi Web 2.0 hanya dari sisi teknologinya saja, bukan sebagai bagian dari strategi bisnis mereka.
Adopsi Web 2.0 di organisasi-organisasi tersebut hanya sebatas melakukan eksperimentasi penggunaan teknologi Web 2.0.
Adalah hal yang sangat kritikal dalam organisasi untuk menggunakan metodologi yang tepat untuk mengimplementasi berbagai aplikasi Web 2.0, mengukur return on investment (ROI) dan membangun keunggulan kompetitif dari implementasi Web 2.0 tersebut.
Metodologi implementasi Web 2.0 terdiri dari enam tahapan. Tahapan tersebut adalah:
- pendidikan,
- strategi,
- perencanaan,
- implementasi,
- adopsi, dan
- mengukur & meningkatkan (measure and improve).



Tahapan pendidikan terdiri dari aktivitas-aktivitas: mempelajari dan mengerti mengenai prinsip-prinsip Web 2.0, tren Web 2.0, dan aplikasi Web 2.0 dalam bisnis.
Tahapan strategi terdiri dari aktivitas-aktivitas: formulasi visi Web 2.0, melakukan asesment keunggulan kompetitif, dan transformasi strategi bisnis.
Tahapan perencanaan terdiri dari aktivitas-aktivitas: roadmap implementasi (implementation roadmap), seleksi teknologi, dan penerapan metodologi proyek.
Tahapan implementasi terdiri dari aktivitas-aktivitas: desain perangkat lunak, mengembangkan aplikasi, dan deployment & support.
Tahapan adopsi terdiri dari aktivitas manajemen komunitas (community engagement & management), manajemen perubahan organisasi, dan mendapatkan komitmen manajemen eksekutif.
Tahapan mengukur & meningkatkan (Measure & improve) terdiri dari aktivitas-aktivitas: mengukur kemapanan Web 2.0 (measure Web 2.0 maturity), analisa gap dan ROI (gap analysis and ROI), melakukan review dan perencanaan selanjutnya.
Dengan menerapkan metodologi tersebut di atas, diharapkan para pemimpin organisasi IT dapat memanfaatkan teknologi Web 2.0 secara optimal.

Source: Bataviase.co.id

1 komentar:

  1. terima kasih cukup komprehensif pembaca bisa mengenal web 2.0 dari tulisan ini.
    sumber disebutkan, namun ada baiknya disebutkan penulis sebenarnya, bukan sumber web-nya. Karena menurut mbah google banyak sekali blog yang mengutip tulisan Web 2.0

    BalasHapus